Anda seorang peneliti kualitas air, baik untuk kebutuhan laboratorium atau industri? Simak artikel ini jika tidak ingin gagal mengukur pH.
Kesalahan Keenam: Salah Memilih Elektrode
Untuk bagian pertama, silakan lihat di link:
Semua elektrode pH dibuat dengan spesifikasinya masing-masing. Bahkan dengan teknik terbaik pun, tidak akan menghasilkan pengukuran nilai pH yang terbaik. Ini karena satu elektrode lebih cocok digunakan pada satu aplikasi dibandingkan aplikasi lainnya.
Ada beberapa bentuk probe elektroda, yaitu spherical, conical, dan flat. Bentuk-bentuk yang berbeda ini untuk pengukuran sampel yang berbeda-beda, yaitu sampel dalam bentuk larutan, semi-padatan, dan padatan, atau larutan yang memiliki padatan tersuspensi, seperti wine, limbah, dan makanan.
Kesalahan Ketujuh: Tidak Melonggarkan atau Membuka Tutup Lubang Filling
Lubang filling seolah-olah seperti detail kecil dalam konstruksi elektrode pH yang bisa diisi ulang. Bagaimanapun, bukankah ini untuk menjaga elektrode untuk mengering bukan? Ya, tapi jika disekrup sangat kencang saat pertama kali Anda menerima elektrode, ini akan memberikan masalah.
Sebagian besar elektrode pH modern secara teknis adaldua elektrode dalam satu: elektrode detektor dan elektrode referensi. Elektrode referensi membutuhkan aliran elektrolit yang lambat dari dan keluar larutan.
Saat tutup ini disekrup dengan sangat kencang, elektrolit tidak bisa dengan mudah masuk dan keluar dari elektrode ke larutan.
Fenomena ini seperti menutup satu ujung sedotan dengan jari anda; yang meski di ujung satunya lagi bolong, cairan tidak akan keluar selama jari Anda menutup satu ujung tersebut. Ini akan menghasilkan pembacaan yang tidak akan stabil.
Kesalahan Kedelapan: Level Pemenuhan Elektrolit
Elektrode yang dapat diisi ulang memungkinkan Anda untuk mengisi ulang ketika mulai berkurang. Tapi, jika Anda tidak mengisi ulang elektrolit tersebut, pengukuran nilai pH tersebut akan berpengaruh.
Kecepatan response elektrode adalah masalah yang paling umum yang berhubungan dengan kadar elektrolit yang tidak cukup. Aliran elektrolit dari elektrode referensi memungkinkan sempurnanya pengukuran sel. Sehingga, pada akhirnya dapat mengambil nilai mV dari elektrode pH dan mengkonversikan ke nilai pH yang tepat.
Kesalahan Kesembilan: Kurang Terbenamnya Probe
Pengukuran pH haruslah dengan membenamkan probe elektrode secara sempurna ke dalam larutan agar berfungsi dengan baik.
Jika hanya menyentuhkan saja, maka sensor atau deteksi pengukuran pH tidak akan benar.
Kesalahan Kesepuluh: Menggunakan Elektrode yang Tua atau Kadaluarsa
Seperti halnya alat-alat lainnya, elektrode pH harus diganti dari masa ke masa sebagai bagian dari perawatan berkala. Ketika elektroda menua, bagian dari detektor kaca detektor akan mulai rusak dan kurang responsif dibandingkan dengan elektroda yang baru.
Lama kelamaan, elektrode akan berhenti untuk merespon terhadap perubahan pH.